Sabtu, 18 April 2009

Agama To Lotang Dalam kepercayaan Epos Suci LA GALIGO

Epos la galigo dalam sebuah epos sakral dimata masyarakat bugis
epos ini mengisahkan bahwa dewa utama yang disembah oleh
manusia (sebelum masuknya islam) adalah Patotoqe Atau Sang
Penentu Nasib yang bermukim di istana boting langiq atau kerajaan
langit. Patotoqe mengutus anaknya ke bumi yang bernama Togeq
Langiq atau yang di sebut sebagai Batara Guru. Kemudian Batara
Guru menikah dengan Sepupuhnya yang bernama We Nyiliq Timo
Dari Kerajaan Bawah Laut. Inilah yang merupakan Cikal Bakal dari
Raja-raja Dibumi. Dewa-dewa itulah yang disembah dalam kepercayaan
lama masyarakat bugis. Bahkan Dewata Seuae (Tuhan yang maha esa).

Sekelompok minoritas orang bugis, yang sebagian besar menetap Di Desa
Buloe Kabupaten Wajo, Dan Amparita Kemacatan Tellu Limpoe Kabupaten
Sidenreng Rappang Atau Sidrap adalah penganut agama To Lotang yang
masih konsisten mempertahankan Agama Leluhur Bugis Klasik dulu.
Menurut sejarahnya pada awalnya nenek monyang To Lotang berasal
dari tanah wajo. Ketika Agama Islam Masuk di wajo dan diterima
sebagai agama Kerajaan semua masyarakat kerajaan memeluk islam
kecuali Penduduk desa Wani yang menolak islam. Raja pun mengusir
mereka sebagain penduduk desa Wani menetap di desa Buloe
Kabupaten Wajo dan sebagian lainnya mengungsi ke Desa Amparita
Kabupaten Sidenrang Rappang (Sidrap).

Penganut agama To Lotang mempercayai adanya tuhan yang maha esa
yang mereka sebut Dewata Seuae. Menurut mereka kehidupan manusia
didunia ini adalah kehidupan periode kedua. Dan periode pertama yakni
periode jaman sewerigading dan pengikutnya. Kitab suci mereka adalah
La Galigo Dan Sawerigading adalah sebagai Nabi Mereka.

Kitab suci penganut agama To Lotang adalah La Galigo dan nabi mereka
yakni Sawerigading itulah kepercayaan klasik yang dijaga hingga kini
oleh masyarakat To Lotang. Seperti dalam epos la galigo pemimpin
agama tertinggi disebut Uwaq kepada nya lah segala persembahan
dan doa disampaikan, kemudian Pemimpin Agama atau Uwaq lah
yang menyampaikan permintaan-permintaan kepada sang dewata.
Di bawah Uwaq terdapat uwaq-uwaq yakni diistilahkan sebagai
uwaq pendamping dari pemimpin uwaq. Uwaq-uwaq pendamping
inilah yang membantu pemimpin uwaq atau ketua uwaq dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari. Uwaq-uwaq pendamping ini
berjumlah 7 orang.

Penganut agama To Lotang mengakui adanya Mola Lelang atau
menelusuri jalan yang berarti kewajiban yang harus dijalankan
oleh penganutnya sebagai pengabdian kepada Sang Dewata Seuae.
Kewajib tersebut terdapat dalam 3 macam yakni :
1. Mappaenre Inanre (Membawa sesembahan Nasi)
2. Tudang Sipulung (Duduk berkumpul)
3. Sipulung (Berkumpul)
Kegiatan kegiatan itu dipimpin oleh uwaq dan dibantu oleh uwaq-uwaq
pendampingnya.

Ada dua macam aliran dalam agama To Lotang yakni To Lotang To
Wani dan To Lotang To Benteng. To Lotang To Wani melaksanakan
agama leluhur mereka secara murni, sedangkan To Lotang To Benteng
mengakui bahwa dia adalah agama Islam tetapi sehari-harinya
melaksanakan Ajaran agama To Lotang. Ajaran islam yang laksanakan
hanya sebatas acara perkawinan dan acara kematian.

Berikut pemaparan Kepercayaan dari dua Aliran To Lotang

To Lotang To Wani
- Mengaku tidak lagi mengikuti Sawerigading tetapi hanya mengikuti
ajaran La Pannaungi
- Taggilinna Sinapatie artinya Sebagai perubahan situasi dunia yang

dihuni oleh manusia baru setelah musnah
- Ada Periode Appengenna to wani, tidak ada Sabuqna
- Perkawinan menurut keyakinan adat sendiri
- Penyelenggaraan Mayat dengan cara sendiri
- Pusat ritus Sipulung di Perriq Nyameng
- Tempat kegiatan persembahan adalah Kuburan
- Tidak mengakui kalau Kepercayaan mereka Islam

To Lotang To Benteng
- Mengaku mengikuti ajaran Sawerigading
- Taggilinna Sinapatie diartikannya sebagai perjalanan Sawerigading ke langit
ke 7 susun dan bumi 7 lapis
- Tidak adanya Appengenna to wani tetapi mengakui Sabuqna yang
menggambarkan Sawerigading pulang ketanah 7 lapis untuk memegang
jabatan baru.
- Acara Perkawinan berdasarkan Agama Islam
- Penyelenggaraan Mayat Secara Islam
- Pusat kegiatan di sumur kecuali kuburan Uwattaq Matanre Batunna
- Secara Formal mengaku Islam


Sumber : http://lagaligo.net
http://lagaligo.net/2008/12/agama-to-lotang-dalam-kepercayaan-epos-suci-la-galigo-part-i/

http://lagaligo.net/2008/12/agama-to-lotang-dalam-kepercayaan-epos-suci-la-galigo-part-ii/

http://lagaligo.net/2008/12/agama-to-lotang-dalam-kepercayaan-epos-suci-la-galigo-part-iii/


==================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar