“Mallangga
watattana masseppi ribatang cempa
Fadai gemme
risisi wanuwakku latemmamala”
Lagu ini pastinya
tidak terasa asing bagi orang bugis asli Soppeng, Mengapa???? Karena lagu ini
merupakan lagu daerah asli yang berasal dari kampung bugis yaitu Kab. Soppeng,
daerah yang pastinya tercantum dalam peta sulawesi. Dalam lagu dijelaskan bahwa
Kab. Soppeng memiliki jalan raya bersusun yang didampingi pohon cempa (yang
dikenal dengan pohon asam) seperti rambut yang tersisir rapi yaitu kebanggaanku
LATEMMAMALA, dimana membuktikan bahwa Kab. Soppeng kaya akan segalanya.
Soppeng
merupakan salah satu daerah bugis yang berpenduduk kurang lebih 250.000 jiwa
ini memiliki beberapa keunikan, salah satu diantaranya yaitu banyaknya Kalong
atau Kelelawar yang bergelantungan di pohon layaknya buah yang bergelantungan
pada pohonnya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kelelawar berkembangbiak di
tempat yang gelap. Akan tetapi, di Soppeng kelelawar-kelelawar ini beranak
pinak di pohon tersebut. Lebih uniknya lagi kelelawar ini hanya bergelantungan
pada pohon yang ada di KOTA SOPPENG bukan desa ataupun di lurah.
Menurut beberapa
warga setempat beranggapan bahwa jikalau orang dari luar daerah yang berkunjung
ke Soppeng dan kemudian dijatuhi kotoran kelelawar maka dia akan mendapat jodoh
orang asli Soppeng. Dan jikalau dia dikencingi maka orang tersebut akan
meninggal di Kota Soppeng, unikkan Kota Soppeng. Jadi jangan salah jika Kab.
Soppeng berpenduduk banyak, anggap saja kalau tiap wisatawan yang berkunjung
dijatuhi kotoran kelelawar menikah dengan cowok atau cewek Soppeng dan kemudian
beranak pinak penduduknya akan bertambah tiap harinya.
Selain itu,
adapun tempat wisata yang tidak asing lagi didengar yaitu Permandian air panas
Lejja, Permandian alam Ompo dan Permandian alam Citta. Mungkin beberapa
diantara sekalian saudara/saudari sudah banyak yang mengetahui asal mula
terbentuknya tau munculnya air panas Lejja, sumber mata air Ompo dan permandian
alam citta. Tetapi pada kesempatan ini akan dijelaskan khasiat dan kebiasaan
yang sering dilakukan orang-orang di permandian tersebut.
Permandian air
panas Lejja merupakan permandian air panas yang memiliki suhu sekitar 60o
C dan memiliki kandungan sulfur 1,5% yang berkhasiat menyembuhkan penyakit
rematik dan gatal-gatal, itulah mengapa berbagai orang baik dari luar daerah
maupun dalam daerah berdatangan. Akan tetapi beberapa masyarakat Soppeng yang
masih percaya pada mitos, kerap kali berkunjung ke Lejja hanya untuk menjadikan
pepohonan yang berada di sekitar permandian sebagai tempat untuk melakukan
niat, seperti : meminta jodoh, dimana mereka menggantung plastik atau kaleng di
pepohonan untuk dijadikan simbol pengharapan agar niatnya terkabul dan jika
memang niatnya tersebut tercapai maka mereka akan kembali untuk melepaskan
plastik atau kaleng tadi. Mitos ini sampai sekarang masih berlaku bahkan
aktifitas ini semakin mendarahdaging pada warga setempat.
Dan permandian alam
Ompo tidak lain adalah permandian yang sumber airnya yang bersih dan jernih,
sehingga banyak warga setempat yang mengambil air tersebut untuk dimasak dan
dijadikan air minum sehari-harinya. Jika permandian air panas lejja dijadikan
sebagai tempat untuk melakukan niat maka permandian alam Ompo dijadikan sebagai
tempat bertemunya dua pasang anak manusia untuk mengadu kasih sayang. Hal ini
dikarenakan di sekitar permandian terdapat danau buatan yang berisikan ikan dan
air tawar tentunya yang dapat dijadikan tempat untuk memancing. Selain itu,
juga terdapat lahan luas dimana warga setempat biasanya menjadikan lahan
tersebut sebagai pasar malam atau tempat untuk berkemah bagi anak sekolah pada
peringatan 17 Agustus. Tidak lain dengan permandian alam Citta juga merupakan sumber
mata air permandian yang selain dijadikan sebagai tempat permandian juga dijadikan
tempat untuk menikmati aktifitas masyarakat setempat dalam mengolah tembakau
secara tradisional.
Selain dari
permandian-permandian di atas ada juga yang ditemukan objek wisata yang paling
menarik yang ditemukan di Soppeng khususnya di desa Appejengnge yaitu Sumber
Mata Air Asing. Yang kita ketahui bersama bahwa Kab. Soppeng dalam peta tidak
memiliki objek wisata laut, akan tetapi dalam hal ini sumber air asing yang
ditemukan di desa tersebut dapat membuktikan lagi bahwa Kab. Soppeng selalu
kaya akan segalanya. Sumber mata air asing ini dipercayai warga setempat bahwa
sumber mata air asing yang diberi nama Ladidda ini dulunya sepasang suami istri
yang hilang dan kemudian dikutuk menjadi batu dengan alasan satu dari sumber
mata air tersebut menyerupai alat vital pria dan yang satunya menyerupai alat
vital perempuan. Bahkan menurut mereka pengunjung yang datang ke tempat itu memiliki
pantangan, dilarang meludah atau membuang kentut di kawasan tersebut karena
akan mendapat celaka nantinya. Sumber mata air ini banyak digunakan sebagai air
minum untuk ternak dan ada beberapa warga yang mengambil air tersebut untuk
dijemur dan dijadikan garam.
Lain halnya
dengan objek wisata, kompleks istana datuk Soppeng yang terdiri dari bangunan :
BOLA RIDIE, MENHIR LATAMMAPOLE dan SALASSAE yang memiliki fungsinya
masing-masing. Adapun Rumah adat Sao Mario yang terdapat berbagai jenis rumah
yang bergaya arsitektur bugis ini juga banyak dikunjungi, dimana warga setempat
mempercayai mitos bahwa jikalau wisatawan yang ingin mengambil gambar di
dalamnya maka benda atau apapun yang mereka ambil takkan tercetak nantinya,
dengan kata lain benda yang mereka foto akan hilang dari gambar yang telah
dicetak.
Tak lupa dengan
Villa Yuliana, sebuah villa peninggalan Belanda di Kab. Soppeng yang merupakan
villa kembaran dari Nederland, villa ini merupakan wujud kecintaan terhadap
ratu Yuliana. Selain rumah adat Sao Mario, Villa Yuliana juga mendapat
kepercayaan mitos dari warga Kab. Soppeng bahwa orang yang berkunjung ke villa
tersebut akan kesasar, orang yang berkunjung ke lantai satu akan ke sasar ke lantai
dua atau malah sebaliknya.
Beberapa
Permandian dan sumber mata air yang ditemukan di Kab. Soppeng menandakan negara
Indonesia itu kaya akan objek wisata, bahkan berbagai rumah adat yang bergaya
arsitektur bugis dan villa kembaran dari Nederland Villa Yuliana sebagai
pelengkap akan objek-objek wisata yang dimiliki Kab.Soppeng. Dan inilah semua
yang ingin tetap dijaga dan dikembangkan pemerintah agar tetap terjaga
kelestariannya.